Sunday, August 29, 2010

tentang kamu, tentang aku (tentang kita dan dunia)

matahari terbit di ufuk timur
membuat semuanya terbangun dari tidur
entah itu karena cahanya atau karena sengatannya

memulai hari dengan senyuman
seperti tertular cerianya sang mentari yang bersinar
juga seperti riangnya burung pipit yang bernyanyi menyambut pagi yang datang

pagi yang menggelincir menjadi siang
membuat terik matahari pun semakin menjadi-jadi
sehingga tak jarang membuat bumi dan kehidupannya yaitu para manusia mengeluh oleh panasnya, tak tahu bahwa para manusia pun tengah membara hatinya

tapi, sang matahari tetap bersinar menurut kehendaknya
sehingga sebagian manusia dan binatang pun berlindung dari keegoisannya itu
matahari terus saja bersinar sambil membatin, sungguh aneh mereka itu, ketika aku ada mereka lari menyembunyikan diri, di saat aku tak ada, aku dinanti

dan sang matahari pun tetap bersinar menurut keinginannya
tak peduli berapa kali awan melewati dan menghalangi cahaya dan sinarnya itu
matahari tetap bersinar cerah

lalu, datanglah sore hari
dan inilah yang sangat tidak disukai oleh matahari karena berarti ia harus berpisah dengan kehidupan yang disinarinya
tapi, sang sore membujuknya, ayolah sudah saatnya kau beristrahat karena kau telah bekerja keras dari pagi tadi

dan dengan berat hati matahari kembali ke peraduannya, ia meminta satu permintaan pada sore
tapi sebelum kembali ke peraduannya, ia meminta satu permintaan pada sore
aku mau pergi asal kau memberikanku kesempatan untuk meninggalkan warnaku

sore pun mempersilahkan sang matahari tersebut memberikan senyum perpisahan sementaranya
dan saat itulah semburat keemasan di ufuk barat mulai tampak
tapi, matahari sepertinya tak rela untuk meninggalkan kehidupan yang disinarinya itu (bumi) meskipun untuk sementara waktu

maka dengan bantuan sang bulan, matahari tetap berusaha untuk menjaga dan menemani bumi dan kehidupannya
bulan yang baik pun memantulkan cahaya matahari tersebut ke bumi dan kehidupannya
sungguh, matahari...

cintamu pada bumi dan kehidupannya sangat besar
hingga kau pun rela untuk terus menjaga bumi dan kehidupannya
bumi pun tahu apa yang dilakukan matahari padanya lewat bisikan sang bayu yang berbicara melalui gemericik air dan deraian gesekan rumput di padang ilalang

bumi sadar, meskipun matahari terkadang menjengkelkan karena keegoisan sengatan cahayanya yang kadang membakar sebagian kehidupannya
tapi, bumi juga berterima kasih pada matahari yang telah mencairkan salju yang membekukan sebagian kehidupannya
dan itulah matahari dan bumi yang hidup berdampingan seperti layaknya kau dan aku

No comments:

Post a Comment