Friday, April 30, 2010

cukup secuil saja

kau datang di hidupku di saat yang tak pernah kuduga
di saat ku baru saja ingin menghirup udara kemenangan yang telah ku raih
di saat ku baru saja mendapatkan keinginan untuk terbebas dari penjara yang bernama otoritas

kau datang atas nama pertemanan, lalu kau pun menawarkan juga persahabatan
dan aku pun menyambut uluran tangan persahabatanmu itu
namun, tak kusangka di tengah perjalanan, persahabatan kita mulai ternoda

sejak kau ucapkan secuil kalimat yang pertama kali kudengar dari seorang sahabatku
secuil kalimat yang membuatku berpikir ulang, benarkah kau hanya menganggapku sebagai sahabat?

sahabat itu seharusnya saling mendukung, meski sesekali pun saling mencela
tapi denganmu, muncul cuilan-cuilan yang lain dan akhirnya mulai merobek logika dan perasaanku
secuil pikiran aneh yang kemudian menjelma menjadi secuil perasaan aneh yang berbeda
secuil rasa yang kali ini telah berubah menjadi sebongkah atau bahkan segunung rasa yang tak mampu lagi ku menahannya

ketika secuil rasa ini hendak ku lepas ke permukaan, kau pun menghilang
meninggalkan sejuta asa dan pedih di batin dan pikirku
kini, kau kembali mencoba memperbaiki kesalahanmu dulu
haruskah aku memaafkanmu?

berikan satu cuil alasan saja, agar aku dapat memaafkan dan menerimamu kembali di hidupku lagi
sebab, cukup secuil saja kau berikan rasa itu lalu kau hempas aku segera setelah ku menyadari secuil rasa yang kau berikan padaku

sudah cukup secuil saja rasa pedih yang kau tinggalkan untukku
tak mau lagi aku terjebak dalam cuilan-cuilan lain yang kau berikan padaku
sudah cukup secuil saja, dan itu semua telah dapat kuambil hikmahnya dan membuatku lebih dewasa serta bijaksana dalam mengambil keputusan yang membawa hati, pikiran, dan perasaan ini

cukup secuil saja, sebab rasa tak berbalas ini cukup menyakitiku
ku harap kau pun mengerti
suatu hari nanti bahwa perubahan yang terjadi padaku adalah akibat dari secuil kalimat yang meluncur dari bibirmu itu

dan jika hari itu datang, kumohon tak usahlah kau memberi secuil harapan padaku
jika aku hanya kau anggap sebagai sahabatmu, temanmu dan bukanlah sahabatmu, kekasihmu

No comments:

Post a Comment