Monday, March 1, 2010

Tak Terjamah

Sepenggal kisah tentang seorang anak manusia. Sebuah kisah yang membuatku selalu termenung akan betapa ajaibnya dunia yang kutinggali saat ini. Sebuah kisah yang akan dinikmati oleh makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dengan memiliki hati nurani dan logika akal untuk merasa dan berpikir. Sebuah kisah dimana seorang anak manusia yang hingga saat ini masih saja mencari jati dirinya.

Kisah yang bermula dimana ada seorang anak manusia yang memiliki hati rapuh. Dia ditinggalkan oleh orang yang sangat disayangi, dikasihi, dan dicintainya sepenuh hati. Ia kemudian tumbuh menjadi orang yang tidak dapat diduga. Segala keputusan dan tindak - tanduknya tidak dapat ditebak. Bahkan, ada yang mengibaratkan dirinya lebih sulit ditebak daripada cuaca dan musim yang berganti dan berubah secara tiba-tiba.

Ia menjadi seorang yang hidup dengan rahasia, cita-cita, keinginan, dan impian-impiannya dengan tak ada satu pun yang ia bagikan pada orang lain. Semua ia pendam dan ia simpan sendiri jauh di dasar benak dan alam bawah sadarnya. Seolah-olah dia hidup di dalam istana yang dikelilingi oleh dinding - dinding tembok - tembok beteng yang besar dan tinggi dengan penjagaan yang ketat, hingga tak satu pun makhluk atau benda dapat menembus pertahanannya itu.

Lalu pada suatu hari, ia berusaha membuka dirinya dengan membuat celah kecil pada dinding tembok pertahanannya. Tak dinyana melalui celah kecil itu, ada sebuah benda yang bernama empati membuka mata, pikiran, dan hatinya. Ia kemudian mulai memberanikan diri untuk keluar dari balik dinding tembok yang dibuatnya itu untuk mencari benda-benda asing lain yang belum ia ketahui sebelumnya.

Perjalanan panjang itu akhirnya berujung pada sebuah pencapaian bahwa untuk dapat melihat dunia seisinya maka terlebih dahulu kita membuka mata, pikiran, dan hati kita untuk merasakan segala nikmat dan karunia-Nya.

Setelah puas dalam pencariannya pada benda-benda yang belum pernah diketahuinya, ia mulai dapat merasakan dan berpikir bahwa ia tak sendirian hidup di dunia ini. Dunia yang sempit dan kejam, kini mulai tampak luas dan indah di matanya.

Apalagi, kemudian ia bertemu dengan makhluk Tuhan yang menggetarkan hatinya dan membuat jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Makhluk yang kemudian membuatnya teringat akan seseorang yang sangat disayangi, dikasihi, dan dicintainya dulu. Makhluk yang yang telah membuatnya merasa hidup lagi. Makhluk yang membuatnya kini menjadi seorang yang kembali tegar, pemberani, dan dewasa. Makhluk itu adalah seorang yang dianggapnya sebagai belahan jiwanya, separuh nyawanya, juga merupakan tujuan hidupnya, sang pujaan hatinya.

Ia menjadi berubah. Ia berubah menjadi orang yang berkepribadian ceriua, terbuka, dan mau menerima perubahan positif untuk dirinya. Namun entah mengapa, sang pujaan hatinya itu mulai menjauh darinya dan membuatnya bertanya - tanya di dalam hatinya, "Apa sebenarnya yang telah kulakukan padanya hingga dia pergi menjauh dariku?"

Sebuah pertanyaan yang selalu ia simpan di dalam hati dan pikirannya. Lambat laun ia merasa bahwa sang pujaan hatinya itu hanya mempermainkannya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mempermainkan perasaan sang pujaan hatinya. Sungguh sangat disayangkan, ia menjadi dewasa namun ia tak bijaksana karena nafsu secara tak sadar bersembunyi dibelakangnya.

Ia tak tahu bahwa pujaan hatinya pun menyukainya dan pujaan hatinya itu sedang memberikan ujian padanya apakah ia layak untuk disebut sebagai belahan jiwa, separuh nyawa, jantung hati, atau apalah itu nama lainnya. Ia pun tak tahu bahwa pujaan hatinya itu mulai mengagumi perubahan - perubahan positif yang dilakukaannya.

Lalu pada akhirnya, karena tak ada tanda yang membuatnya yakin bahwa pujaan hatinya juga memiliki perasaan yang sama dengan apa yang ia rasakan, ia kemudian meninggalkan pujaan hatinya itu. Ia pun tak tahu, bahwa saat itu sang pujaan hati tengah berusaha mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan perasaan yang sama yang juga dirasakan olehnya. Ia pun tak tahu, tindakannya yang tidak bijaksana itu telah membuat sang pujaan hatinya terluka hati. Untungnya, sang pujaan hati mengetahui bahwa jiwanya mungkin tengah labil karena tindakan yang dilakukan sang pujaan hati padanya.

Kini, baik sang pujaan hati dan dirinya sendiri menjadi orang yang asing satu dengan yang lain. Meskipun terkadang ketika sang pujaan hati memintanya untuk membantunya, ia tetap bersedia membantu sang pujaan hatinya tanpa diminta.

Begitulah sepenggal kisah yang telah dituliskan ini. Bahwa perasaan yang tak terungkapkan dengan jelas itu akan membuat orang saling menyukai pun akan menjadi orang yang saling asing satu dengan lainnya.

Sebuah kisah yang akan membuat orang akan berpikir berkali - kali sebelum melakukan tindakan yang tidak bijaksana. Kebijaksanaan itu pula diperlukan oleh setiap manusia untuk mencapai kedewasaan diri.

Meski cerita ini tak berakhir bahagia dan tak pula berakhir dengan kesedihan, dapatlah diambil hikmah bahwa semua yang dirasa dan tak dapat dilihat itu sebaiknya diungkapkan secara jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman....


Solo, 28 Februari 2010







No comments:

Post a Comment